Jumat, 01 April 2011

KISAH TIGA KASUR

Kisah ini dimulai dari perjalanan Tangerang – Depok, dihari Jum’at, 1 April 2010, bertepatan dengan hari Penyiaran. Penulis mengadakan perjalanan bersama dengan putri penulis, yang ingin pergi kuliah ke kampusnya, di Jln Margonda Depok. Kami berangkat dari rumah kira-kira jam 6.00 WIB, dimulai naik Angkot menuju Cikokol, kemudian diteruskan dengan naik Bus jurusan Kampung Rambutan. Kami turun di Pasar Rebo, dan disambung lagi dengan angkot menuju terminal Depok. Putri penulis berpisah dan telah sampai kekampusnya kemudian turun di Jln. Margonda, selanjutnya menjelang terminal Depok, penulis berganti kendaraan angkot menuju rumah orang tua penulis.

Setelah sampai ditujuan,  penulis turun dari angkot dan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju rumah, menyusuri gang demi gang. Inilah awal kisah tiga kasur dimulai. Sayup-sayup dari jauh terlihat dalam perjalanan di gang menuju rumah, terlihat seonggokan benda tak jelas, tergeletak diujung gang, tepat disamping rumah. Benda itu sangat mengganggu dan merusak pemandangan dipagi hari yang kebetulan sedang hujan gerimis.

Ternyata benda itu adalah tiga helai kasur tipis, berwarna merah dan biru, yang terbuat dari busa, yang biasa dipakai orang untuk tempat duduk-duduk santai, atau tempat tidur dilantai rumah. Kasur itu dibuang sembarangan oleh pemiliknya diletakkan diatas tanaman merambat yang sedang tumbuh subur disamping rumah orang tua penulis. Kesal bercampur geram dihati penulis melihat ulah orang yang membuang sampah tiga kasur ini, yang mungkin bisa jadi adalah tetangga atau orang lain yang usil dan tak bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan bersama, dan merusak tanaman.

Pertanyaannya kenapa pemilik tiga kasur ini, tidak membuang di tong sampah rumahnya, kenapa harus membuang disamping rumah orang lain. Apakah dia tidak memiliki tong atau bak sampah dirumahnya, atau dia bisa jadi tidak pernah membayar iuran sampah lingkungan, sehingga khawatir sampah tiga kasurnya sulit dibuang. Kemudian orang ini membuang sampah tiga kasur ini sembarangan. Inilah contoh orang yang tidak bertanggung jawab, tidak menjaga kebersihan lingkungan, orang yang memiliki sifat a-social dan tidak menjaga kerukunan dalam bertetangga, koq tega sih berbuat hal yang tak terpuji.

Sekarang tiga kasur ini, sudah dijauhkan dari tanaman, tapi sekarang tiga kasur ini malah jadi berceceran kesana kemari di sekitar jalan gang, mungkin di sepak orang, atau terseret kendaraan yang memasuki jalan gang karena mengganggu pengguna jalan. Inilah nasib tiga kasur, yang dulu ketiga masih baru sangat disayang, bahkan ditiduri oleh pemiliknya hehehe, tapi kini setelah usang dan bosan dicampakkan sembarangan. 

Apa yang terjadi jika kasur ini bisa bicara, dan menceritakan kisahnya, selama ini dia ditiduri dalam rangka apa saja, siapa saja yang pernah tidur diatasnya. Apa saja perbuatan pemiliknya diatas tubuhnya. Pertanyaan ini tak akan terjawab, tetap akan jadi misteri tentang kisah tiga kasur, yang kini dicampakkan tuannya. Tiga kasur ini kini menunggu nasib, menunggu jadwal tukang sampah lingkungan RW datang, menunggu kebaikan hati tukang sampah membawanya, dan mengantarkannya ketempat peristirahatannya yang terakhir. Kebaikan yang akan dilakukan tukang sampah, Insya Allah akan mendapat ganjaran, sesuai dengan Q.S. Al-An'am ayat 160 : "Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan (dizalimi)".


sumber :  http://jadhie.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar